Subscribe:

Labels

Rabu, 18 April 2012

Mencintai Allah

MAHABATULLAH
Hati yang beriman adalah hati yang selalu mencintai Allah Swt. dengan cinta yang demikian kuat, sehingga menjadikan selain Allah tidak mendapatkan perhatian berlebih. Hati yang mencinta selalu menunjukkan tanda-tandanya, bahkan tidaklah cinta disebut cinta kecuali karena terlihat dan tampak isyarat-isyaratnya:
*      Suara bacaan Al Quran di kala malam dan pagi buta,
*      Langkah-langkah kaki di kala subuh ke masjid untuk shalat berjamaah,
*      Suara zikir yang berdengung,
*      Air mata yang meleleh dengan harap dan cemas di sepertiga malam,
*      Perut kosong demi menegakkan amalan sunah,
*      Peluh dan darah yang menetes di medan jihad
...dan orang-orang yang beriman, mereka sangat amat cintanya kepada Allah... (Q.S. 2: 165).
Cinta melahirkan kedamaian dan ketentraman. Selain itu, cinta melahirkan kerelaan dan kepasrahan untuk menanggung resiko, bahkan cinta melahirkan kesiapan untuk berkorban. Dengan cinta semua cobaan terasa ringan, dengan cinta semua beban terasa remeh. Namun karena cinta pula kecemasan dan rasa takut ditinggalkan pun mengharu biru perasaan. Oleh karenanya, orang yang mencintai Allah selalu berusaha untuk dekat kepada-Nya dengan memperbanyak ibadah.

Jumat, 10 Februari 2012

‘IZAH DAN KEHIDUPAN YANG BAIK


‘IZAH DAN KEHIDUPAN YANG BAIK
Kehormatan adalah harta yang sangat mahal, karenanya hanya dimiliki oleh mereka yang hidup secara terhormat. Orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar iman adalah manusia terhormat, karena ia hanya menggantungkan hidupnya dan hanya menuruti kehendak Dzat Yang Maha Terhormat, yakni Allah Swt. Sebaliknya, manusia yang hidupnya mengabdi kepada hawa nafsu dan menuruti kehendak setan, maka ia akan terhina dan dihinakan.Allah Swt.bahkan menyebut orang beriman sebagai manusia paling tinggi derajatnya.
Janganlah kamu merasa hina dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena sesungguhnya kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika orang-orang yang beriman. (Q.S.3: 139).
PERJUANGAN HARUS MEMENUHI BERBAGAI HUKUM (SUNAH) YANG DITETAPKAN ALLAH SWT DI DUNIA INI:
  1. Hukum Syariat (Sunah Syar’iyah)
Sunah syar’iyah adalah “apa yang dikehendaki Allah dari kita (ma arada Allah mina). Yaitu syariat Islam.
...apa yang didatangkan Rasul kepadamu, maka ambillah dan apa yang dilarangnya kepadamu, maka hentikanlah dan bertakwalah kamu kepada Allah...(Al-Hasyr:7)
Ketaatan kepada syariat Allah harus sampai pada kepasrahan yang setulus-tulusnya, tidak sedikit pun ada rasa keberatan.
  1. Sunah Kauniyah
Sunah kauniyah adalah “apa yang dikehendaki Allah atas alam (ma arada Allah bi al-kaun)”. Ia adalah hukum dan ketetapan yang diberlakukan Allah atas seluruh makhluk.
Hukum alam menyatakan, bahwa siapa yang lebih kuat, maka ia akan menang dalam pertarungan dan siapa yang lebih gigih, akan berpeluang lebih besar meraih sukses dibanding pemalas. Selain itu, siapa yang lebih berkualitas, akan lebih unggul daripada yang tidak berkualitas.
Hukum alam di antaranya adalah perasaan sedih dan senang pada diri manusia atas berbagai hal yang menimpanya. Rasulullah Saw. pun pernah berduka tatkala secara bertubi-tubi mendapatkan tantangan dakwah, hingga beliau dilempari batu oleh orang-orang Thaif. Beliau mengeluhkan rasa dukanya kepada Allah Swt.
“Ya Allah, aku mengadukan kepada-Mu lemahnya kekuatanku dan kehinaanku di hadapan orang-orang. Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang di antara orang-orang yang memberi kasih sayang. Kepada siapakah Engkau serahkan diriku? Kepada para musuh yang berbuat kasar kepadaku atau kepada orang dekat yang Engkau kuasakan urusanku padanya? Apa pun, jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tiada peduli.” (HR.Thabrani)
  1. Sunah Qadha’iyah
Sunah qadha’iyah adalah “apa yang dikehendaki atas kita (ma arada Allah bina).” Yakni ketetapan Allah yang diberlakukan atas manusia menyangkut jalan hidupnya di dunia, seperti: kelahiran, jenis kelamin, ajal, sesat, atau mendapatkan petunjuk. Semua adalah rahasia Allah Swt. Ini tertuang dalam salah satu butir rukun iman, yakni iman kepada qadha dan qadar Allah, baik maupun buruk.